Selasa, 15 September 2009

Dua Nisan itu...


Prosesi penguburan kakek H Abdul Khalik, Selasa siang, ramai. Keluarga dan masyarakat sekitar bertakziah di rumah duka, Naru Barat. Suasana keharuan jelas memayungi. Kami larut dalam kedukaan. Sekitar pukul 09.00 Wita, mayat kakek dishalatkan di Langgar Babussalam yang diikuti banyak jamaah. Bapak juga ikut menyalati, bahkan mengangkat keranda meski hanya sebentar.
Bersama ibu, kami menuju pekuburan umum Sape di perbatasan Raioi-Parangina dengan sepeda motor Vario. Jaraknya nggak sampai satu kilometer. Suasana areal pekuburan panas banget. Ortuku tak membawa payung, tak terpikirkan sebelumnya.
Kata Bapak-Ibuku, kakek Khalik selalu mendoakan kalau aku sakit. Bahkan, beliu juga yang memotong kambing sembelihan saat selamatan akikahku dulu. Setelah prosesi penguburan selesai, bersama ortuku juga berdoa di makam HM Saleh, ortu kakekku HM Yasin. Amal dan ibadah mereka selama ini, berikut dukungan doa kami semoga saja melapangkan jalan menghadap-Nya. Semoga mereka damai di alam sana dan perpindahan kehidupan mereka menjadi ibrah bagi kami yang masih hidup. Apalagi, perjalanan hidupku masih-lah panjang (mudah-mudahan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar