Kamis, 22 Oktober 2009

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis?


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya.
“Ibu, mengapa Ibu menangis?”.
Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”.
“Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti....”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?”
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,” Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurah kanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup.

Selasa, 20 Oktober 2009

Sore di Pelabuhan Sape


Sabtu 17 Oktober sore, kami jalan-jalan ke pelabuhan Sape. Asyik juga menikmati pemandangan laut dengan latar belakang Desa Bajo Pulau dan laut lepas. Sejumlah truk antre masuk fery yang baru saja merapat dari Labuhan Bajo, NTT.
Saat ini kondisi jembatan pelabuhan Sape rusak, bagian tengahnya jebol dan dipasang besi darurat agar truk bisa keluar-masuk. Entah sejak kapan rusaknya, yang jelas hingga kini belum tuntas diperbaiki. Padahal, keberadaan fasilitas ini urgen untuk kelancaran penyeberangan.
Tak hanya keluargaku yang menikmati suasana, ada juga yang lainnya. Suasana pantai memang menawarkan aneka rasa. Bisa dimengerti jika berbagai inspirasi hadir di sini—dari gemerisik air laut yang menerobos dinding dermaga, lalu-lalang kapal dan sampan nelayan, dan menunggu sunset. Kami sempat naik ke ferry dan melihat suasana dari atas. Allah Mahakuasa, menciptakan “kolam besar” dengan jutaan kekayaan alam di dalamnya. Sape dikenal luas pemasok ikan terpenting di Bima, demikian juga dengan bawang untuk konsumsi. Bawang bibit didominasi petani di wilayah Belo dan Monta.
Oh ya, suatu saat kami akan jalan-jalan ke pantai, berekreasi bersama keluarga. (*)

Selasa, 06 Oktober 2009

Gempa Indonesia Ada di al-Quran, Bikin Heboh


JAKARTA - Serangkaian tragedi gempa bumi terjadi di Indonesia. Berita ini kerap menjadi buah bibir terlebih setelah beredar kabar bahwa peristiwa gempa bumi di Tanah Air tertera di dalam kitab suci Alquran.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, sejumlah pihak mengaitkan waktu terjadinya gempa bumi dengan ayat suci Alquran. Pendapat tersebut pun beredar di dalam pesan singkat ataupun pesan elektronik lainnya.
Misalnya saja gempa di Padang, di mana gempa terjadi pada pukul 17.16 WIB. Jika membuka Surat 17 (Al Israa’) ayat 16, disitu bertuliskan, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Selain itu, gempa susulan di Padang juga terjadi pada pukul 17.58 WIB. Jika dikaitkan dengan kitab suci Alquran, dalam surat 17 (Al Israa’) ayat 58 pun dituliskan, “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz)”.
Selain gempa bumi di Padang, peristiwa serupa di Jambi beberapa waktu lalu pun berusaha dikaitkan oleh sejumlah pihak dengan ayat di dalam Alquran.
Saat gempa bumi yang terjadi di Jambi pada 1 Oktober lalu, peristiwanya terjadi sekira pukul 08.52 WIB. Sedangkan di dalam Surat 8 (Al Anfaal) ayat 52 bertuliskan “(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya”.
Menyikapi hal ini, banyak kalangan yang percaya namun ada pula pihak yang enggan terlalu cepat menyimpulkan. Percaya atau tidak, semua kembali kepada diri masing-masing. (teb/okezone/5 Oktober 2009)

Ulama: Semua Kejadian Ada dalam al-Quran


JAKARTA,
Menyeruaknya kabar bahwa peristiwa gempa bumi di Padang dan Jambi beberapa waktu lalu tertera dalam kitab suci Alquran diyakini sejumlah masyarakat, tak terkecuali dari kalangan ulama.
Ulama sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH Noer Muhammad Iskandar SQ berpendapat, peristiwa gempa tersebut memang sudah tercantum di dalam Alquran. “Bahkan semua peristiwa pun memang sudah tercantum di dalam Alquran,” ujar Noer Muhammad saat dikonfirmasi okezone, Senin (5/10/2009).
Menurutnya, jika berusaha dikaitkan antara waktu kejadian gempa dengan ayat suci Alquran memang terdapat kesamaan. Bahkan, lanjut dia, Alquran sudah mencantumkan segala peristiwa besar secara detil. “Masyarakat harus meyakini kebesaran Alquran. Peristiwa gempa di Padang dan Jambi harus dijadikan introspeksi bagi pemimpin dan rakyatnya,” tukas alumnus Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beredar kabar melalui pesan singkat dan pesan elektronik lainnya yang menyatakan bahwa peristiwa gempa bumi di Padang dan Jambi, sudah tertera di dalam kitab suci Alquran Surat Al Israa’ dan Al Anfaal.
“Di dalam Alquran juga dijelaskan jika kita bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan keberkahan di darat dan di laut. Karena itu, mari kita bersama-sama evaluasi diri,” pungkasnya. (teb/okezone/5 Oktober 2009)