Kamis, 05 Maret 2009

Jangan Pendam Perasaan


Anda harus ungkapkan perasaan hati Anda. Agar orang lain dapat mengetahui bahwa ia telah melukai hati Anda. Kemudian segera menyelesaikannya. Jangan menyimpannya. Berapa lamakah Anda dapat menyimpannya? Hawa kemarahan yang tertimbun dalam hati Anda dapat terbawa dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya. Hingga suatu saat, jika hawa itu sangat besar, Anda bisa terlahir menjadi binatang. Jenis binatang yang sangat buas. Itu hanya disebabkan sentimen marah Anda tidak segera dihapuskan. Maka janganlah meremehkan hal ini. Itu adalah konsep pikiran yang salah.

Selasa, 03 Maret 2009

Nak, Cepatlah Dewasa


Waktu bergulir, tak dinyana sudah sebelas bulan dua hari nongol menghuni rumah Bima (yang katanya religius) dan Indonesia, negara yang diklaim kaya sumber daya alam tapi korupsinya weleh...weleh..
Nak, tatap sekitarmu. Dunia yang akan kau tempati menawarkan raut sangar. Wajah-wajah kusam menghiasi jalanan. Mobil-mobil mulus angkuh melintas, ada juga dengan sirine meraung-raung (biasanya plat gincu). Dinamika kehidupan kota...
Kuatkan mentalmu, karena arus global telah menyeruak masuk hingga ke kamar rumah. Medan yang kau hadapi pun berat, tak seindah kata-kata. Tak semudah membalikan telapak tangan. Nak, cepatlah dewasar. Lawan kemunafikan yang merajalela, semampumu. Penuhi panggilan sejarah...(Catatan guliran Selasa, 4 Maret 2009)

Bidadariku


Namamu tak terukir
Dalam catatan harianku
Asal usulmu tak hadir
Dalam diskusi kehidupanku
Wajah wujudmu tak terlukis
Dalam sketsa mimpi-mimpiku
Indah suaramu tak terekam
Dalam pita batinku
Namun, kau hidup mengaliri
Pori-pori cinta dan semangatku
Sebab
Kau adalah hadiah agung
Dari Tuhan
Untukku
Bidadariku...
(Fahry
Cairo, 01 November 2007
(disadur dari buku Ayat-Ayat Cinta

Senja di Pantai Ama Hami


Adinda...
senja di Ama Hami beranjak menjauh
guratan merah di seberang sana kian memudar
lalu hilang bersama angin sore ini
Ucapkan selamat jalan, Adinda
karena satu siklus kehidupan telah usai
seterusnya kan bergulir
Esok rona merah itu akan datang lagi
menjumpai kita, menebar pesona,
tersenyum dan menyapa kanvas hati
meneduhkan lorong-lorong jiwa
damai terasa
Tapi, mengapa begitu cepat berlalu
mengapa hanya sepintas melumuri rasa?
(Pantai Ama Hami, 2006. Sambil nikmati menu,
pencet2 HP juga, eh kalimatnya nyambung he.he...)