Rabu, 27 Januari 2010

Negatifnya Berpikir Positif!


Banyak pakar tentang berpikir positif yang sudah saya baca, semuanya baik dan tidak ada yang tidak baik. Berpikir positif mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Tetapi apakah berpikir positif nyaris tanpa kritik?. Tidak, kenyataannya bagi saya berpikir positif dalam kadar yang berlebihan akan menyebabkan banyak hal negatif.
Negatifnya berpikir positif itu antara lain, lengah, tidak waspada dan terdapat kecenderungan membiarkan begitu saja setiap hal tidak baik yang datang pada diri kita. Sekarang kita coba analogikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika semua warga Indonesia berpikir positif bahwa setiap kebijakan pemerintah itu untuk kebaikan, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi kritik-kritik terhadap pemerintah. Bisa jadi pemerintah malah asik dengan dunia mereka sendiri, bisa jadi korupsi semakin merajalela dlsb. Misalnya kasus terhangat Bank Century, Jika semua rakyat Indonesia berpikir positif ” Ya sudah, kita terima saja kebijakan itu sebagai langkah baik untuk menyelamatkan bangsa dari krisis”. Kalau sudah begini, Pansus tidak akan ada. Tetapi apakah benar bahwa kebijakan itu untuk menyelamatkan dari krisis? inilah pertanyaan negatifnya. Maka muncullah Pansus untuk menelusuri jejak rekam uang sebesar 6,7 Trilyun Rupiah. Jadi tidak baik juga jika berpikir positif berlebihan.
Berpikir Positif baik dalam kadar yang sewajarnya, tidak terlalu kekanan banget sampai mentok. Berpikir positif bisa jadi malah dimanfaatkan orang lain karena kelengahan dan kebaikan kita yang terlalu berpikir positif. Yang mudah, jika kita berpikir positif berlebihan, segala sesuatu yang datang tidak baik kepada kita, cenderung membuat seorang pemikir positif menjadi melankolis. Misalnya begini, “Gagal” kata orang positif berlebihan akan menjadi “Oh saya sedang menunda kesuksesan, saat ini bukan hari yang baik buat saya, saya tahu karena ini adalah kesuksesan yang tertunda”. Kalau orang yang berpikir positif dalam kadar sewajar akan bilang “Saya Gagal, titik, ayo berusaha lagi”. (Iden Wildensyah,
| 23 Januari 2010 | 15:44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar