Rabu, 25 November 2009

Pantai Papa Lambu


Minggu (22/11)lalu, bersama Ortu, paman dan bibi berekreasi ke pantai Papa, Kecamatan Lambu. Bagian timur wilayah Kabupaten Bima, NTB. Dari rumah sekitar 20 km. Perjalanannya asyik juga, melintasi pegunungan dengan panorama biru laut yang menyejukan mata. Hanya saja, ada yang bikin deg-degan. Jalanan menanjak, menurun plus tikungan tajam setia menyapa. Pantas saja banyak kecelakaan di situ. Mestinya, pemerintah memikirkan dampaknya, kemiringan jalan untuk keselamatan masyarakat. Jika saja sabar melewati lekuk pegunungan, pengendara akan lebih nyaman melewatinya. Agak jauh memutar sedikit tidak apa-apa, asal selamat sampai tujuan. Penataan jalan ini perlu dipikirkan agar pengunjung yang menikmati lokasi, bisa kembali lagi secepatnya.
Oh ya, kesanku pada pantai Papa biasa saja. Lingkungannya terkesan liar, tak tertata rapi. Bahkan, barugak ada yang tidak berpapan. Entah udah diambil orang atau memang pelaksana proyek tidak membuatnya. Entahlah.
Sebaiknya warga sekitar, terutama pemilik kelapa menjajakan tanaman itu kepada pengunjung, sehingga ada dampak ekonomi yang dirasakan. Bukankah asyik minum berduaan, merenda mimpi, bercanda, sambil selonjor kaki menghadap samudera biru? Ah!

Rabu, 18 November 2009

Menghitung Harga Nafas Kita


Pernahkah anda menghitung berapa liter oxigen dibutuhkan dalam sehari? Artikel ini saya posting untuk mengingatkan agar senantiasa kita bersyukur kepada Sang Pencipta.
Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.
Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.
Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20 persen dan 79 persen mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.
Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter, data nilai tukar dollar Bank Indonesia pada 9 November 2009), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.
Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.
Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah, “Katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
(sumber:Hidayatullah.com/November 10, 2009)

Senin, 09 November 2009

Negeri Para Bedebah


Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan
(Puisi Adi Masardi)